Sabtu, 20 November 2010

Perkembangan teknologi komputer yang sangat cepat memberi dampak positif dalam segala bidang termasuk dalam bidang musik. Salah satunya adalah kecenderungan penggunaan perangkat lunak atau software untuk mensimulasi keyboard synthesizer yang pernah ada atau bahkan menciptakan synthesizer yang belum pernah ada sebelumnya. Trend ini populer dengan sebutan soft-synth. Soft-synth adalah singkatan dari software synthesizer yaitu synthesizer dalam bentuk perangkat lunak. Istilah Virtual Instrument (VSTi) juga sering digunakan untuk menyebut teknologi soft-synth ini.

Saat ini soft-synth pada umumnya mensimulasi keyboard-keyboard kuno yang mempunyai karakter khusus atau keyboard-keyboard yang sangat terkenal pada jamannya, istilahnya vintage keyboard. Contohnya: Prophet, Moog, PPG, Hammond B3, Yamaha DX7, Rhodes Electric Piano, dan The Grand. Pada saat pertama muncul, soft-synth ini belum dijadikan alternatif utama karena komputer belum cukup mampu menjalankan program soft-synth.[1] Sebenarnya soft-synth ini lebih ditujukan untuk aplikasi rekaman berbasis komputer yang digunakan untuk menambah perbendaharaan sound sehingga tidak perlu membeli keyboard versi perangkat keras (hardware). Oleh karena itu, penggunaan soft-synth memerlukan komputer berspesifikasi tinggi untuk menghindari kemacetan sistem komputer pada saat pengoperasian.

Beberapa kelebihan soft-synth adalah harga yang relatif lebih murah dari harga keyboard synthesizer yang sebenarnya. Selain itu, dari segi suara yang ditawarkan selalu ada tambahan suara baru yang biasanya dapat diunduh melalui internet atau dapat dibeli dalam bentuk CD (Compact Disc), dalam artian jumlah suaranya tidak terbatas.



[1] Agus Hardiman, “Soft-Synth Alternatif Utama Pengganti Keyboard Synthesizer”, Majalah Audio Pro, Media Audio Profesional., Jakarta edisi 3/III/Maret 2002. Hal. 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar