Sabtu, 20 November 2010

Musik Minimalis

Musik adalah permainan waktu dengan mengadopsi bunyi sebagai materi utamanya. Dengan begitu, musik adalah permainan waktu dan bunyi. Dalam musik, waktu adalah ruang dan bunyi adalah substansi. Di dalam ruang waktu itulah bunyi-bunyi bergerak.[1] Ketika seorang komponis memulai karyanya, tentulah ia telah memiliki konsep akan komposisinya yang akan menjadi inspirasi dasar dalam mengolah bunyi dalam ruang waktu sehingga menjadi sebuah komposisi musik yang utuh. Kata komposisi sendiri memiliki arti yang mencakup dua hal yaitu: kegiatan membuat komposisi (composing) dan hasil dari kegiatan tersebut (karya musik). Ini bukan hanya istilah dalam musik – diterapkan juga untuk prosa, puisi, lukisan, arsitektur, dan bentuk media yang lain – dan dalam semua hal menjelaskan proses pembuatan/penyusunan, kreasi untuk menyatukan, bekerja dan menyelesaikan dengan bantuan konsep awal dan inspirasi.[2]

Konsep mungkin mencakup berbagai bentuk, dari struktur skema yang lengkap sampai kepada ide tematik, harmoni, ritme mulai dari yang sederhana sampai yang rumit, media yang akan digunakan sebagai sumber bunyi, format atau bentuknya, cerita atau latar belakang non-musikal (extramusikal references), konsep pertunjukannya, maupun durasi dari komposisi tersebut.

Pengenalan dan pemahaman akan gaya musik khususnya musik abad ke-20 atau musik modern dapat membuat seorang komponis memiliki banyak konsep, inspirasi, ide, gambaran, dan stimulus untuk membuat karya sampai akhirnya ia dapat menentukan gayanya sendiri. Selain itu, pengenalan dan pemahaman akan bentuk dan gaya musik itu juga berpengaruh dalam membatasi pengembangan ide-ide musikal. Gaya musik itu gambaran terbaik dari pesona musikal yang selalu terjalin dengan konsep dan struktur dari sebuah komposisi.[3]

Dalam karya ini bentuk dan gaya musik yang dipilih adalah musik minimalis (minimalism music). Musik minimalis mengarah pada gaya musik yang dimulai di Amerika pada tahun 1960-an. Musik ini muncul sebagai reaksi terhadap iklim modernisme yang kuat pada tahun 1950-an, dengan kecenderungan ketidakpastian yang dominan (sebagaimana mewakili John Cage) dan total serialisme (Stockhausen dan Piere Boulez). Pelopor dari gerakan ini adalah La Monte Young dan Terry Riley, yang dengan cepat diikuti oleh Steve Reich dan Phillip Glass.[4] Musik minimalis memiliki ciri khas repetisi dan pulse konstan yang memiliki efek menghipnotis pendengar, karena banyak karya seperti ini berdurasi cukup panjang.[5] Repetisi ini dapat berupa repetisi asli dari motif ataupun repetisi yang diolah menjadi bentuk-bentuk baru dengan cara sequence, retrogade, inversi dan teknik pengolahan yang lain. Sementara itu, pulse yang konstan dalam memainkan motif-motif bertujuan untuk menbuat interlocking sehingga terbentuk suatu harmoni yang khas. Kesulitan dalam membuat karya seperti ini adalah bagaimana membuat pendengar tidak merasa bosan dengan pengulangan atau repetisi yang terjadi sepanjang karya dimainkan dan hal yang ingin disampaikan dalam tugas akhir ini adalah membuat sebuah komposisi musik minimalis yang menarik sehingga tidak membuat audience merasa jenuh dan bosan.



[1] Suka Hardjana, Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini, MSPI, Jakarta, 2007, hal. 111.

[2] Alison Latham, The Oxford Companion to Music, Oxford University Press, New York, 2002, hal 279.

[3] Margareth Lucy Wilkins, Creative Music Composition: The Young Composer Voice, Routledge Taylor & Francis Group, New York, 2006, hal. 43.

[4] Alison Latham, op. cit., hal. 781.

[5] Margareth Lucy Wilkins, op. cit., hal. 51.

2 komentar:

  1. sangat membantu siapapun yang ingin belajar. termasuk saya sendiri. terimakasih banyak.. Tuhan yang akan membalas kebaikan saudara yang HQQ. ;)

    BalasHapus
  2. sangat membantu siapapun yang ingin belajar. termasuk saya sendiri. terimakasih banyak.. Tuhan yang akan membalas kebaikan saudara yang HQQ. ;)

    BalasHapus